Edelweiss (4 )

Pagi ini saya meminum secangkir kopi Aceh hangat, buah tangan dari seorang pendaki.
Sudah lama sekali saya tidak bertemu dengan pendaki itu, akhirnya kemarin malam kami bertemu, ia singgah di kotaku setelah sekian lama ia berpetualang mendaki gunung demi gunung yang ada di jajaran barisan Indonesia ini. Pertemuan ini sangat berkesan bagi saya, karena sudah bertahun-tahun kami tidak bertemu, selama ini komunikasi kami hanya terjalin  via sms/telepon. Saya sangat suka cara pandang, cara pikir, kedewasaan serta kebaikan pendaki ini, dia sungguh teman yang hebat. Usia nya 6 tahun lebih tua diatas umur saya, dia tidak berubah, sejak pertama kali bertemu hingga saat ini ia masih mencintai keindahan dan semerbak wanginya edelweiss. 

Edelweiss, ya! saya teringat dengan pertemuan saya dengan edelweiss. Saya menceritakan kepada pendaki tentang pendakian dan pertemuan saya dengan edelweiss, tak lupa saya menyampaikan pesan yang dibisikkan oleh edelweiss kepada saya "tolong beritahu mereka, bahwa aku sedang menikmati kesendirianku, kebebasanku, keindahan alam ini, saat ini aku tidak mau diusik, tidak mau diganggu, tidak mau dipusingkan dengan pendaki-pendaki itu.. aku sedang menikmati kebebasan,  kebebasan yang diberikan oleh sang pencipta alam, aku..edelweiss mencintai kebebasan dan aku sedang mendekatkan diri dengan sang pencipta alam itu". Pendaki pun mengerti dan memahami apa yang dirasakan oleh edelweiss.

Pertemuan kami hanya sebentar, karena pendaki malam itu hanya singgah sebentar di kota saya, ia harus melanjutkan perjalanannya.  
Dan malam itu ia pun menuliskan secarik kertas dan memberikannya kepadaku.
"aku menyukai orisinalitas, dan dia sangat orisinil, alamiah , apa adanya, aku suka itu. yaa seperti umumnya pecinta alam. Bebatuan yg diukir oleh angin di puncak sana pun terlihat cantik di matanya, karena orisinalitas itu.Begitupun dengan edelweiss.
Tapi tentu saja, aku tidak suka memaksakan perasaan, perasaan suka dll harus datang secara wajar dan alamiah juga. Perasaan itu harus berupa letupan-letupan senyum, keceriaan, dan adanya kebebasan, terlebih setiap kita tentunya ingin melakukan sesuatu yg kita suka dengan orang yg kita suka juga toh(to do what u love with a person that u love). untuk itu, pendaki ini ingin hadir sebgai bagian yg menyenangkan, bukan pembuat masalah, klo sampai edelweiss terganggu pendaki slalu siap untuk mengambil jalan setapak lain tanpa melewati edelweiss...namun sejauh pendakian ini, pemberhentianku sungguh menyenangkan :)"

Saya kagum, kagum dengan apa yang dituliskannya dalam secarik kertas itu, kagum dengan pemikirannya, kagum dengan rasa ikhlas yang dimilikinya, kagum dengan pengertiannya terhadap edelweiss. 

Saya akan menyimpan secarik kertas itu, dan akan memberikannya kepada edelweiss suatu hari nanti :)

Comments

Popular posts from this blog

KATA PENGANTAR

Secangkir Kopi (1)

AKU CINTA SMANSA HIDUP SMANSA