Dua Puluh







Dua Puluh
Pintu lift terbuka dan dia masuk ke dalam lift sambil tersenyum. Ah lagi-lagi kamu.

Sembilan Belas 
Kacamatamu baru. Edgy look, sangat cocok dengan kemeja slimfit yang kamu pakai hari ini.

Delapan Belas

Namamu siapa? Kenapa kita selalu bertemu di dalam lift ini?


Tujuh Belas

Pintu lift terbuka, ada beberapa orang masuk ke dalam lift, kemudian kamu bergeser dan berdiri tepat di sebelahku. Oh Tuhan jantungku berdegup kencang.


Enam Belas 

Harum parfummu sangat menganggu konsentrasiku, ya aku suka harum ini.


Lima Belas
"Baru pulang mba?" Dia menatapku. Oh Tuhaaaaan benarkah itu suaranya? Suara itu mendadak melekat dalam pikiranku.


Empat Belas 
"Eh iiiya mas", jawabku dengan sedikit terbata-bata. Aku nervous.

Tiga Belas 
"Kerja di mana?" Lagi dia bertanya padaku. Tuhaaan rasanya aku ingin ditenggelamkan saja ke perut bumi.

Dua Belas 
"Di lantai 22 mas, dua lantai di atas kantor mas", jawabku sambil melempar senyuman.

Sebelas
Dia menatapku. Kami terdiam. Jantungku berdegup semakin cepat, semoga dia tidak mendengar degupan jantungku ini.

Sepuluh 
"Lembayung Senja, namamu bagus", matanya tertuju pada ID card yang aku gantungkan di leherku.


Sembilan
"Terima kasih mas".

Delapan
 "Pasti kamu lahir sore hari menjelang malam ya? Pantes pulang malam terus, sering pulang malam ya?"


Tujuh 
"Hehe kadang-kadang mas". Oh Tuhan ternyata dia memperhatikanku juga selama ini.

Enam
"Pulang ke arah mana mbak Lembayung?" Tanyanya lagi.

Lima
"Ke arah Selatan mas, kalo masnya kemana?". 


Empat 
"Wah deket ya dari sini, saya ke Utara".

 Tiga
"Oiya, nama Saya Hafeizh", ucapnya sambil mengulurkan tangannya. 
Tuhan tanganku dingin sekali karena gugup, haruskah aku membalas uluran tangannya?"

Dua
 "Mbak Lembayung, saya duluan ya..mau beli kopi dulu di Caffein, see you". Dia keluar lift sambil melambaikan tangannya kepadaku.

Satu
Sambil menarik nafas dan mengucap dalam-dalam, semoga esok ada takdir mempertemukan kami :) 



---fin---


























Comments

Popular posts from this blog

KATA PENGANTAR

Secangkir Kopi (1)

AKU CINTA SMANSA HIDUP SMANSA