Short Escape Baduy!
"Lojor ulah dipotong, pondok ulah disambung, loba ulah dikurang, saeutik ulah ditambah" (Panjang jangan dipotong, pendek jangan disambung, banyak jangan dikurangi, sedikit jangan ditambah)
![]() |
| Dusun Moreno, Desa Kanekes, Lebak Banten |
Kalimat di atas merupakan salah satu pepatah yang dipegang oleh penduduk Suku Baduy. Suku Baduy/ orang Kanekes adalah suatu kelompok masyarakat sub-etnis Sunda yang tinggal di Kabupaten Lebak, Banten Selatan. Long weekend minggu lalu saya short escape ke Desa Kanekes untuk melihat bagaimana kehidupan suku baduy di pedalaman Banten Selatan.
Saya berangkat dari rumah pukul 06.00 pagi menuju stasiun Tanah Abang. Sesampainya di Tanah Abang saya naik kereta Rangkas Jaya pukul 08.00 dengan trayek Tanah Abang-Rangkas Bitung, lama perjalanan dari Tanah Abang ke Rangkas Bitung sekitar 2 jam. Sesampainya di Rangkas saya melanjutkan perjalanan saya dengan naik angkot 07 jurusan Rangkas-Aweh kemudian melanjutkan perjalanan dengan naik elf ke jurusan Aweh-Ciboleger dari Terminal Aweh. Jangan bayangkan elfnya nyaman dan ber-AC, karena angkutan menuju Ciboleger itu tidak banyak jadi kebanyakan supir menaikkan penumpang hingga numpuk di dalam elf bahkan sampai atas elf pun masih ada penumpang duduk.
![]() |
| Makan siang selama saya di Baduy |
Sesampainya di Ciboleger saya dijemput oleh Kasim (penduduk Baduy luar, kenalan wartawan Antara Foto -Rivan), pertama kali ketemu Kasim langsung bilang "Mbak Titi kuat? Jalan ke dalam kurang lebih 1.5 jam dan nanjak" hahhaa kayaknya Kasim menganggap orang Jakarta itu manja-manja dan ga sanggup jalan jauh hehehe. Sebelum jalan ke kampungnya Kasim, saya belanja dulu di Ciboleger untuk bahan makanan selama tiga hari. Kalo kalian cari referensi di Internet pasti banyak yg bilang "jangan lupa beli beras, ikan asin dll"..percayalah bahwa hal itu tidak 100% benar hehehe.. di dalam kampung ada warung kok yang jual beras, jadi daripada berat bawa beras berliter-liter dari Ciboleger, lebih baik beli saja di Baduy. Setelah membeli ikan asin, sarden kalengan, kerupuk, indomie, saya bergegas untuk naik keatas jalan meuju rumah Kasim.
Ternyata cape juga perjalanan menuju rumah Kasim, medannya jalan bebatuan dan menanjak. Hampir 1.5 jam saya jalan kaki menuju rumah kasim dengan istirahat di dua Kampung yang saya lewati, Dusun Belimbing dan Dusun Marengo. Selama di perjalanan saya melewati sungai, dan saat di perkampugan saya disuguhi pemandangan rumah tradisional Baduy berjajar berdampingan dan berhadapan secara rapi yang terpecah dengan jalan bebatuan. Di depan rumah penduduk banyak saya lihat para perempuan sedang menenun kain dan menjemur hasil bumi seperti padi dan kacang-kacangan. Membuat kain tenun merupakan salah satu mata pencaharian perempuan di Baduy selain itu mereka pun berkebun untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Akhirnya setelah melewati dua kampung, sampai juga saya di rumah Kasim. Dusun Gajeboh, Desa Kanekes. Rumah panggung yang beratapkan jerami dengan bilik dan alas kayu dari bambu, tidak ada listrik dan kamar mandi. Penduduk di Baduy sebagian menggunakan lampu tenaga surya untuk menerangi malamnya dan gelap atau menggunakan senter untuk menuju sungai apabila mau melakukan kegiatan MCK. Masyarakat baduy luar sudah sangat jarang sekali menggunakan obor atau lampu minyak, mereka mungkin masih trauma dengan kebakaran besar yang terjadi di Baduy sekitar tahun 1990-an.
Amat disayangkan saya tidak bisa berkunjung ke Baduy Dalam (Kp. Cibeo), karena saat itu sedang upacara adat, terpaksa saya hanya berkeliling di dusun-dusun sekitaran Baduy Luar. Saya bersyukur masih disuguhi pemandangan yang indah, udara bersih dan sejuk dan ketenangan "menyepi" ketika berada di Baduy.
Ternyata cape juga perjalanan menuju rumah Kasim, medannya jalan bebatuan dan menanjak. Hampir 1.5 jam saya jalan kaki menuju rumah kasim dengan istirahat di dua Kampung yang saya lewati, Dusun Belimbing dan Dusun Marengo. Selama di perjalanan saya melewati sungai, dan saat di perkampugan saya disuguhi pemandangan rumah tradisional Baduy berjajar berdampingan dan berhadapan secara rapi yang terpecah dengan jalan bebatuan. Di depan rumah penduduk banyak saya lihat para perempuan sedang menenun kain dan menjemur hasil bumi seperti padi dan kacang-kacangan. Membuat kain tenun merupakan salah satu mata pencaharian perempuan di Baduy selain itu mereka pun berkebun untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Akhirnya setelah melewati dua kampung, sampai juga saya di rumah Kasim. Dusun Gajeboh, Desa Kanekes. Rumah panggung yang beratapkan jerami dengan bilik dan alas kayu dari bambu, tidak ada listrik dan kamar mandi. Penduduk di Baduy sebagian menggunakan lampu tenaga surya untuk menerangi malamnya dan gelap atau menggunakan senter untuk menuju sungai apabila mau melakukan kegiatan MCK. Masyarakat baduy luar sudah sangat jarang sekali menggunakan obor atau lampu minyak, mereka mungkin masih trauma dengan kebakaran besar yang terjadi di Baduy sekitar tahun 1990-an.
| Lampu tenaga surya |
Oiya pada saat saya sedang di Baduy, saya masih beruntung bisa melihat prosesi tradisi adat yang dilakukan oleh penduduk Baduy luar. Tradisi Seba Baduy, merupakan sebuah tradisi yang dilakukan 3 bulan sekali, masing-masing kepala keluarga wajib menyiapkan 3 ikat padi untuk acara Seba Baduy yang diperingati setiap tanggal 13 dini hari (kalender Baduy, atau sehari sebelum bulan purnama penuh). Para istri diwajibkan menumbuk padi secara bersamaan pada malam hari hingga fajar menyingsing, lalu pada tanggal 14nya padi yang sudah ditumbuk tersebut dibawa ke Baduy Dalam (kp. Cibeo) untuk seserahan pada acara adat rapat masal seluruh dusun Baduy. Hari itu, para lelaki dan anak-anak gotong royong membersihkan kampung dan jembatan. Tradisi ini merupakan salah satu kearifan lokal yang harus dilestarikan. Tradisi yang melambangkan persatuan dan kebersamaan yang tercipta antar penduduk Baduy
Akhirnya selesai sudah short escape saya di Desa Kanekes, saya akan balik lagi untuk mengunjungi Baduy Dalam!
PS: Kalau mau ke Baduy, bisa hubungi Kasim 08567707675 -sms aja, Kasim harus naik ke Bukit kalau mau cari sinyal dan harus ke Ciboleger 3 hari sekali untuk charge HPnya- :D
Ini beberapa foto waktu short escape ke Baduy :)
Biaya ke Baduy:
- Kereta Tanah Abang- Rangkas Bitung @15.000
- Angkot 07 Merah Rangkas Bitung - Aweh @5.000
- Elf Terminal Aweh - Ciboleger @25.000
:)





Comments
Post a Comment