Nonton Teater
Nonton teater adalah menyaksikan orang-orang yang begitu menikmati perannya, mencintai perannya. Di atas panggung. - Angga Hafiiz
Saya dan mas Angga nonton Opera Ular Putih yang dipentaskan oleh Teater Koma. Hari itu amat spesial bagi saya, karena saya bisa nonton lakon terbaru dari Teater Koma yang sudah berdiri dan berkarya selama 38 tahun, juga bisa nonton teater bareng Mas Angga yang terakhir ketemu tahun 2009, akhirnya tahun 2015 bisa ketemu lagi, ngobrol-ngobrol sambil nonton teater hehehehe.
Nonton teater.
Tiga tahun belakangan ini saya suka sekali nonton teater, pertunjukkan musik, monolog dan segala pentas panggung mengenai budaya Indonesia. Bahkan porsi saya nonton teater lebih banyak dibandingkan saya nonton film di bioskop. Seperti yang dikatakan oleh Mas Angga, nonton teater itu menyaksikan orang yang begitu menikmati dan mencintai perannya di atas panggung. Saya pun menikmati peran yang dicintai oleh para pemain teater tersebut,
Pementasan opera ular putih merupakan cerita yang diangkat dari legenda lama asli tiongkok "oh peh coa". Opera ular putih menceritakan tentang kisah siluman ular putih yang ingin menjadi manusia sehingga ia bertapa bertapa selama 1000 tahun, karena kebaikan si ular putih akhirnya dewa mengabulkan keinginan ular putih menjadi manusia. Dewa merubah ular putih menjadi wanita cantik jelita bernama Pethinio (Tinio) dan adiknya siluman ular hijau yang bernama Siocing.
| my favoritescene..saat Siocing meminta Kohanbun menikahi Tinio |
Ketika menjalani peran sebagai manusia, Tinio jatuh cinta pada pandangan pertama kepada pemuda ganteng bernama Ko Han Bun. Sejak pertemuan pertamanya itu Tinio langsung bertekad untuk menjadikan Ko Han Bun sebagai suaminya yang akan mendampingi hidupnya. Akhirnya Siocing sang adikn mengatur pertemuan dengan Koh Han Bun kembali dan saat bertemu langsung melamar Koh Han Bun untuk sang kakak.
| Hello tongsis |
Setelah lamaran terjadi, Ko Han Bun dan Tinio akhirnya menikah. Adegan ini dikemas dengan sangat kekinian, ketika ada group selfie 'we-fie' pake tongsis (tongkat narsis) pada saat acara pesta pernikahan Ko Han Bun dan Tinio. Adegan ini membuat saya senyum-senyum sendiri, jadi ingat setiap datang ke pernikahan sahabat tongsis dan smartphone selalu ada di dalam clutchbag saya untuk 'we-fie' bareng pengantin hehehehe.
Setelah Ko Han Bun dan Tinio menikah, ternyata perjalanannya tidak mulus setelah datang seorang peramal yang menyampaikan ke Ho Han Bun bahwa Tinio sang istri melupakan siluman ular jahat yang berubah menjadi manusia. Sejak datangnya informasi itu, Ko Han Bun mencari tahu tentang kebenaran info tersebut. Scene selanjutnya dipenuhi dengan adegan pertarungan antara Tinio ular putih beserta para peramal yang mengatakan Tinio adalah siluman jahat.
Pertunjukan selama 3.5 jam ini alur ceritanya memperlihatkan pengorbanan, kebijaksanaan dan cinta. Dalam dialog-dialog para pemain pun disisipkan kalimat-kalimat sindiran, seperti kalimat yang diucapkan dalang ketika ada pertanyaan "masa dalang kalah sama wayang? || "apalah saya ini, hanya dayang wayang..bukan dalang politik yang bisa mengatur dan merubah segalanya". Selain itu, disisipkan pula pertanyaan "Masih sanggupkah kita membedakan siapa manusia, siapa siluman?" jawaban dari pertanyaan itu sepertinya ditujukan agar penonton dapat mengambil makna dar pesan moral tersebut.
Oiya..selain peran para pemain yang menghayati perannya, pada saat nonton teater opera ular putih ini penonton disuguhi dengan tata panggung, tata busana serta tata musik dan aransemen yang sangat bagus dan rapi. Bahkan sampai mas Angga berkali-kali bertanya "Ti, yang nyanyi orangnya yang mana sih?" hehehe
overall..
Pertunjukkan Teater Koma Opera Ular Putih ini menurut saya bagus banget, walaupun sad ending. Malam itu nonton teater koma membuat saya tersenyum dan membuat hormon endorphin dan oxytocin bertambah, mungin karena nontonnya sama teman yang sudah lamaaaaaa sekali tidak ketemu hehehe :)
Sampai ketemu lagi di pertujukkan teater selanjutnya ya!
Cinta Budaya..Cinta Indonesia.
-Ti
Comments
Post a Comment