Sweet Escape Tanjung Bira & Pulau Liukang Loe

             



Sejak memutuskan untuk berkarir di Jakarta, hampir setiap hari bertemu dengan pemandangan kemacetan Ibukota dan gedung-gedung yang tinggi. Rutinitas pekerjaan yang diulang setiap harinya terkadang membuat pikiran menjadi penat.

Sweet escape

Ya, sejak bekerja saya sering melakukan liburan tanpa rencana yang saya namakan sweet escape.  Seperti liburan ke Tanjung Bira kali ini..tidak ada dalam itinerary  perjalanan saya ke Makassar.  Rencana ke Makassar hanya untuk menghadiri pernikahan sahabat, liburan terjadi berawal ketika saya update status path “ Apa kareba Makkasar?”  yang kemudian ada jawaban bersambut dari teman lama saat kuliah “Baji-baji, kamu di Makassar? Ayok kita jumpa!”

Sunset di Kampoeng Popsa
Saya tidak pernah ingat bahwa teman saya itu tinggal di Makassar, akhirnya setelah menghadiri pernikahan sahabat saya, saya janjian untuk ketemu teman saya yang bernama Safwan.

Safwan sebagai orang Makassar merasa sebagai tuan rumah, dengan baik hati mengajak saya dan dua teman dari Jakarta untuk berkeliling kota Makassar, mulai dari menikmati secangkir kopi di Kampung Popsa, makan Mie Titi, Makan Sop Konro Karebosi  hingga mengunjungi Benteng Fort Rotterdam.


Benteng Fort Rotterdam (Benteng Ujung Pandang)

Benteng ini konon peninggalan dari kerajaan Gowa-Tallo yang pernah berjaya di Sulawesi. Letak benteng ini dekat dengan pantai Losari Makassar. Benteng ini sangat luas di dalam kompleks Benteng Fort Rotterdam terdapat beberapa bangunan klasik dan filosofis peninggalan kerajaan Gowa. Di dalam kompleks Benteng Fort Rotterdam terdapat bangunan museum, yaitu Museum La Galigo yang menjelaskan mulai dari sejarah benteng hingga terdapat maket peta Sulawesi.

Safwan, ini peta Sulawesi ya? Sekarang kita ada dimana? Ini yang diujung apaan?”

Pertanyaan saya mengenai Peta Sulawesi itulah yang membawa kaki saya menginjak Tanjung Bira dan Pulau Liukang Loe. Tanpa berfikir panjang saya bilang ke Safwan “Aku mau ke Tanjung Bira besok”.  Kemudian Safwan mengatur keberangkatan saya ke Tanjung Bira..dia ‘meminjamkan’ supirnya untuk mengantar kami ke Bulukumba (Tanjung Bira) hingga membuatkan reservasi ke tukang sewa kapal yang ia kenal.

Pukul 4 pagi kami dijemput oleh supirnya Safwan untuk bergegas ke Bulukumba.
“Kenapa berangkatnya shubuh banget Pak Aswa?Emang jauh banget ya?” tanya saya.
“Udah naik aja mba..di mobil bisa tidur lagi..perjalanannya kalo lancar 4 jam, tapi kalau lagi apes bisa 6 jam” ujar Pak Aswa supirnya Safwan.

Setelah melewati berbagai macam kabupaten dan melewati tambak garam  di sepanjang pesisir selatan Sulawesi, akhirnya setelah lima jam perjalanan kami sampai di Bulukumba. Panjangnya perjalanan dan pegalnya badan karena duduk dalam waktu yang lama terbayarkan saat kami turun dari mobil dan melihat begitu biru dan beningnya air laut di Pantai Tanjung Bira.

Sesampainya di Tanjung Bira saya segera menelepon Pak Jafar yang nomornya diberikan oleh Safwan. Tak lama setelah saya menelepon kemudian Pak Jafar muncul menjemput kami ke parkiran mobil.

Pasir yang putih, laut yang biru dan bening airnya, udara yang bersih seketika menghilangkan pikiran penat tentang pekerjaan dan Jakarta. Tanpa berlama-lama kami ganti baju dan siap menyusuri pantai di selatan sulawesi dan melakukan water sports di Pantai Bira. Setelah puas main di Bira, Pak Jafar mengajak kami untuk menyebrang ke pulau yang berada tepat di depan Pantai Bira, Pulau Liukang Loe.

Kami naik perahu menuju Pulau Liukang Loe. Normalnya 10-20 menit bisa sampai di Pulau Liukang tetapi, saat kami menyebrang arus ombak sedang tidak bersahabat sehingga perjalanan menuju Pulau Liukang terasa sangat lama sekitar 40 menit kami sampai disekitar Pulau Liukang. Cuaca yang semakin siang membuat kami ingin langsung snorkeling di sekitar pulau liukang. Dua teman saya Fitri dan Dhona bisa berenang sedangkan saya tidak bisa, tetapi saya berhasil melawan rasa takut saya karena tidak bisa berenang untuk tetap snorkeling dengan bantuan pelampung dan pengawasan dari Pak Jafar. –oiya saat liburan komunikasi itu penting, jangan malu untuk bilang kalau tidak bisa berenang ke teman atau ke tukang perahu, karena mereka pasti akan membantu kita dan menjaga kita apabila terbawa arus terlalu jauh-



Air laut yang bening berwarna biru kehijauan membuat saya ingin langsung snorkeling, ya! Akhirnya saya snorkeling..tak henti-hentinya saya berucap dan berdecak kagum atas pemandangan bawah laut yang sangat indah yang saya lihat di Pulau Liukang. Ada banyak coral dan ikan berwarna-warni di dalamnya..rasa takut karena saya tidak bisa berenang enyah seketika karena saya disuguhi pemandangan bawah laut yang luar biasa indahnya. Selain snorkeling, kami juga merapat ke penangkaran penyu yang ada di dekat Pulau Liukang, ada banyak penyu yang berkembang biak secara alami di penangkaran tersebut.


Setelah puas snorkeling, rasa lapar pun muncul. Kemudian, kami merapat ke perahu untuk beristirahat di Pulau Liukang di restoran dan rumah istirahat milik bapak yang perahunya kami sewa. Sambil menunggu Istri dari Pak Jafar masak Ikan segar yang ditangkap dari laut, kami istirahat dibawah pohon rindang yang terdapat di Pulau sambil ngobrol-ngobrol dengan anaknya Pak Jafar.



Pulau Liukang masih sepi sekali hanya terdiri dari dua dusun, saat kami kesana hanya kamilah turis domestik sisanya yang berada di pulau adalah turis mancanegara. Ya mungkin karena letak Sulawesi yang jauh dan akomodasi serta transportasi yang relatif tidak murah akhirnya tidak terlalu banyak orang yang menjadikan Tanjung Bira untuk menjadi destinasi liburannya.

Akhirnya ikan selesai di Bakar.. dengan lahap kami makan ikan yang masih segar di pondok yang terdapat di Pulau Liukang. Sebenarnya masih banyak pantai dan pulau yang masih perawan yang dapat dikunjungi di sekitar Pantai Bira, tetapi karena sweet escape ke Tanjung Bira dan Pulau Liukang tidak direncanakan dan form cuti tambahan belum diserahkan ke kantor akhirnya kami harus kembali ke Jakarta setelah puas bermain air dan Tanjung Bira dan Pulau Liukang J


Tannjung Bira dan Pulau Liukang telah memikat hati kami, Bira...kami akan kembali untuk menyusuri pantai dan pulau perawan lainnya.. 



Terima kasih Safwan :) 

Comments

  1. uwow ini isinya jadi blog traveler :))
    iri sanget nih, hihi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha..
      Isinya sesuka hati lagi mau nulis apa :D
      Ayoook kalo Ken dan Haha sudah besar diajakin main ke pantai.. :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

KATA PENGANTAR

Secangkir Kopi (1)

AKU CINTA SMANSA HIDUP SMANSA