Pesona Eksotis Flores, Nusa Tenggara Timur (bagian 1)
“Pergilah keTimur Indonesia kalau kamu ingin melihat pesona eksotis Indonesia seutuhnya”
Kalimat tersebut diucapkan oleh
seorang teman kuliah saya yang berasal dari Indonesia Timur. Bulan Agustus lalu akhirnya saya
berkesempatan menyambangi daerah di ujung barat pulau Flores, Nusa Tenggara
Timur (NTT).
Decak kagum tak henti ketika saya
tiba di Bandara H. Hasan Aeroboesman Ende, pemandangan runaway sangat bagus sekali dihadapan saya dengan jarak yang sangat
dekat terdapat pemandangan gunung dan dibelakang saya terlihat paparan laut. Tujuan utama saya ke Ende adalah untuk
mengunjungi Pulau Ende, untuk suatu project “Clean Water for Life”. Pulau Ende
dikelilingi oleh laut dan air, tetapi Pulau Ende memiliki masalah kesulitan air
bersih oleh karena itu perusahaan klien
membantu memberikan solusi untuk masalah air bersih disana dengan membuat desalinator
air dan memberikan pelatihan ke masyarakat di Pulau Ende untuk merubah pola
perilaku agar hidup lebih sehat.
![]() |
| Anak-anak di Pullau Ende pulang sekolah mau ambil air di sumur bersih |
“sudah jauh-jauh ke NTT sayang banget kalau kamu ga liburan, ambil cuti gih!” ujar seorang teman.
Akhirnya setelah tujuan utama
terlaksana, saya dan beberapa teman saya extend
di Ende untuk mengunjungi beberapa tempat wisata disana mulai dari Rumah
Pengasingan Bung Karno, Danau Kelimutu.
Tujuan wisata pertama yang saya
kunjungi adalah Situs Soekarno yaitu, Taman Bung Karno dan Rumah Pengasingan Bung Karno. Selama ini saya cuma baca tentang pengasingan
Bung Karno (Presiden RI pertama) ke Ende melalui buku sejarah waktu masih SMP. Presiden
Pertama Indonesia, Ir.Soekarno memang pernah di asingkan di Ende pada tahun
1934-1938 pada masa penjajahan. Voila! Akhirnya saya benar-benar bisa melihat
secara langsung rumah dimana Bung Karno diasingkan, sayangnya saya tidak bisa
masuk karena rumah pengasingan Soekarno sore hari sudah tutup. Akhirnya kami
hanya bisa mengintip dari luar pagar dan mendengarkan cerita tentang sejarah
dan mitos rumah pengasingan Bung Karno dari Pak Hilmi supir yang menemani kami
selama di Ende yang memang penduduk asli Ende.
| Rumah Pengasingan Bung Karno |
Setelah puas foto-foto rumah
pengasingan dan mendengarkan cerita Pak Hilmi, kami melanjutkan perjalanan menuju
Taman Bung Karno yang letaknya tidak
jauh dari Rumah Pengasingan Bung Karno. Hal yang menarik di taman Bung Karno
ialah pohon sukun di depan patung Soekarno. Konon katanya jumlah daun dari Pohon sukun di
taman Bung Karno tidak pernah bertambah dan berkurang, jumlahnya selalu sama.
Masyarakat di Ende masih percaya bahwa pohon sukun itu masih memiliki nilai
magis peninggalan Bung Karno, dulu pada saat merumuskan Pancasila Bung Karno
katanya sering duduk dibawah pohon sukun itu untuk mencari inspirasi.
| Taman Bung Karno |
Setelah puas berkeliling ke Rumah
Pengasingan Bung Karno dan Taman Bung Karno, kami diajak Pak Hilmi untuk
menikmati sunset di Pantai Ria yang
letaknya tepat di seberang Taman Bung Karno. Langit di Timur memang selalu
menyuguhkan warna-warni yang berbeda ketika matahari tenggelam, sambil
menikmati secangkir kopi flores kami disuguhkan pemandangan langit berwarna
violet-oranye-magenta.
Setelah menikmati kopi flores dan
makan malam, akhirnya kami kembali ke Hotel untuk istirahat dan melanjutukan
perjalanan ke Danau Kelimutu esok harinya.
Perjalanan selanjutnya adalah
mengunjungi Danau Kelimutu yang
sering juga disebut dengan Danau Tiga Warna, karena danau ini memiliki tiga
warna yang berbeda. Kelimutu sendiri merupakan gabungan dari kata “keli” yang
berarti gunung, dan “mutu” yang berarti mendidih. Danau ini terletak di Desa
Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, NTT kata Pak hilmi kurang lebih 45Km
dari Kota Ende.
Pagi itu kami dijemput Pak Hilmi
pukul 03.30 tujuannya supaya dapat melihat sunrise
disana. Perjalanan dari Ende-Danau
Kelimutu kami tempuh selama kurang lebih dua jam, udara di dekat Danau Kelimutu
sangat dingin sekali menusuk hingga ke tulang sampai saya menggigil. Udara yang
sangat dingin itu diluar perkiraan saya, sehingga saya tidak prepare untuk menyiapkan jaket super
tebal untuk melindungi dinginnya udara pagi di Kelimutu. Rasa dingin saya lawan
demi melihat pesona Danau Kelimutu. Untuk menuju tepi danau kami harus melewati
jalan bebatuan dan anak tangga yang harus ditempuh dengan jalan kaki.
Dinginnya udara pagi di Kelimutu
dan pegalnya kaki karena jalanan yang cukup jauh menuju tepi danau terbayar
dengan pemandangan eksotis yang diberikan oleh Danau Kelimutu. Indahnya luar
biasa..decak kagum tak henti terucap dari mulut. Penatnya pikiranpun seketika
hilang karena pemandangan yang sangat indah membuat hati merasa senang dan bahagia.
Sambil menikmati kopi jahe yang dijual di tepi Danau, kami mendengarkan cerita
tentang Danau Kelimutu dari Bapak juru
kunci penjaga danau. Tak lupa kami foto-foto di tepi Danau, liburan tanpa selfie dan wefie (We-sel-fie) rasanya
tidak lengkap hehehe.
Setelah puas explore Kota Ende dan Danau Kelimutu kami bergegas kembali ke Hotel
dan menuju airport untuk melanjutkan
perjalanan selanjutnya ke Labuan bajo.
![]() |
| Dermaga Pulau Ende |
| Picture by: Raja Humuntar |
![]() |
| Thank you 'TONGSIS' :) Picture by: Jurnasyanto |
![]() |
| Liburan ga lengkap kalo ga Selfie :D Picture taken by: Jurnasyanto |
(bersambung)





Comments
Post a Comment