Edelweiss - Fin

Selembar kartu pos dengan gambar edelweiss yang dikirimkan oleh pendaki mengingatkan saya pada sosok edelweiss.

Edelweiss bagaimana kabarmu?

Sejak saya pindah ke Ibukota dan meniti karier disini, sangat jarang bahkan hampir tidak pernah saya mendaki dan mengujungi atau sekedar melihat dan menyapa edelweiss.. 
Edelweiss sosok periang yang selalu bahagia 
Edelweiss sosok yang selalu dibanggakan oleh pendaki 
Edelweiss yang selalu dijadikan alasan si pendaki untuk selalu kembali ke puncak itu.. 
Puncak 'magis', puncak yang memiliki 'magnet', puncak yang selalu membuat semua orang merasa tenang, bebas, bahagia bahkan seluruh hormon endorphin membuncah ketika ada disana.. puncak dimana edelweiss tinggal. 

Saat ini saya sedang duduk sendiri di salah satu tempat ngopi favorit saya dengan pendaki, dulu saya dan pendaki sering sekali mampir ke tempat ini hanya sekedar berbagi cerita mengenai edelweiss, mengenai edelweiss yang ingin kebebasan, mengenai edelweiss yang selalu ramah.. saya selalu menjadi pendengar setia cerita-cerita pendaki hingga akhirnya pendaki tidak ingin menemui edelweiss lagi. 
Ditempat ini, dipojokan favorit saya dengan pendaki biasanya terdapat macbook milik pendaki (dia selalu memperlihatkan portofolionya), dua cangkir kopi - Americano yang merupakan favorit saya dan kopi Lampung favorit pendaki-. Namun saat ini hanya ada 1 cangkir Americano dan kartu pos dengan gambar edelweiss. Ahhhh pendaki..saya sangat rindu dengan kebiasaan kita dimasa lalu. 

Sekarang tidak pernah ada cerita tentang edelweiss.. hanya ada cerita mengenai Alamanda via kartu pos (pendaki selalu mengirimi saya kartu pos walau teknologi sudah maju..dia masih ingat saya koleksi kartu pos^^). Alamanda gadis kecil yang selalu ceria dan menghiasi hari-harinya pendaki bersama prameswari perempuan beruntung yang mendapatkan pendaki. :) 

Pada akhirnya pendaki bahagia bersama Prameswari dan Alamanda.. edelweiss tetap berada di puncak dengan kebebasannya..

Mengagumi keabadian tanpa harus merusaknya.. 
Menikmati ketulusan tanpa perlu menciderainya.. 
Membelai mesra..dan cukup mencumbunya sedikit saja..
karena tidak ada satu tetes keringatpun yang terbuang percuma.. 
karena akan selalu ada semerbak edelweiss diantara kerikil tajam dan tanjakkan terjal..
Edelweiss akan selalu ada disana menyapa semua pendaki-pendaki baru.

                            -fin-



Comments

Popular posts from this blog

KATA PENGANTAR

Secangkir Kopi (1)

AKU CINTA SMANSA HIDUP SMANSA