The Most Expensive Spices
K :"Titi, can you help us to find saffron?"
T :"What is saffron?"
K: "Kind of spices"
T: "Ok let's go to traditional market" (K : Kristinka , T: Titi)Saffron..???
![]() |
| Rempah |
![]() |
| Toko Babah Kuya |
![]() |
| saffron |
Hari itu sepualng dari Tangkuban Perahu (baca tulisan saya-Tangkuban Perahu), Saya menemanti Kristinka dan Tachi jalan-jalan ke beberapapusat perbelanjaan di Bandung. Lucky me udah sering banget nemenin temen-temen "bule" jalan-jalan di Bandung mulai dari pusat perbelanjaan, tempat wisata sampai tempat makan, Tetapi permintaan kali ini aga berbeda minta ditemenin ke Pasar Tradisional untuk mencari rempah-rempah. Tujuan utama kami ke pasar adalah mencari Saffron.
Jadi apa itu Saffron????
Hampir 1 jam kami muter-muter di pasar tetapi tak kunjung mendapatkan saffron. Saya bertanya ke beberapa pedagang tidak ada yang tau apa itu saffron, saya tidak tahu apa Bahasa Indonesia saffron akhirnya browsing di Blackberry dan memperlihatkan gambarnya ke tukang-tukang penjual rempah, sampai akhirnya saya menemukan saffron di salah satu toko jamu namanya Toko Jamu Babah Kuya. Akhirnyaaaaaa.... nemu juga rempah yang namanya saffron tapi saya SHOCKED mendengar harganya.. 1 ons saffron itu harganya Rp 500.000,00 uwoooooowww *mata terbelalak* mahal ya???
Sesampainya di kosan saya browsing mencari tahu lebih dalam mengenai si saffron
sumber : Wikipedia
Kuma-kuma atau safron (saffron) adalah nama untuk rempah-rempah dari bunga Crocus sativus, sekaligus nama umum untuk tanaman Crocus sativus dari marga crocus famili Iridaceae.
Bunga kuma-kuma memiliki tiga kepala putik (stigma) yang terletak distal terhadap daun buah. Bagian tangkai putik, yang menghubungkan stigma dengan bagian bunga paling dalam, seringdikeringkan dan disebut safron yang dipakai sebagai bumbu masakan dan bahan pewarna.
Tanaman kuma-kuma berasal dari Asia Barat Daya,[1][2] dan safron bertahan sebagai komoditas rempah menurut timbangan berat yang termahal di dunia selama beberapa dekade.[3][1]Tanaman ini pertama kali dibudidayakan di sekitar Yunani.[4]
Safron memiliki rasa khas sedikit pahit dan berbau harum seperti iodoform atau rumput kering yang disebabkan zat kimia bernama picrocrocin dan safranal.[5][6] Safron mengandung crocin, salah satu bahan pewarna karotenoid yang membuat makanan menjadi kuning keemasan. Warna kuning terang safron menjadikannya sebagai rempah-rempah yang paling banyak dicari orang di dunia. Dalam pengobatan tradisional, safron digunakan sebagai obat berbagai macam penyakit.
Dalam bahasa Melayu, safron disebut koma-koma dan merupakan bumbu yang membuat nasi briyani (nasi beryani) menjadi berwarna kuning. Dalam bahasa Arab, safron ini disebut Za'faran (زَعْفَرَان), yang berasal dari kata aṣfar (أَصْفَر) yang berarti "kuning". Dalam bahasa Inggris ditulis sebagai saffron, diambil dari bahasa Perancis Kuna safran yang berasal dari bahasa Latinsafranum.
| Morfologi kuma-kuma | |
| → Kepala putik (stigma) (ujung pistil) | |
| → Benang sari | |
| → Daun mahkota | |
| → Subang | |
Kuma-kuma hasil domestikasi C. sativus adalah tumbuhan tahunan (perenial) yang berbunga di musim gugur. Tanaman ini tidak tumbuh di alam bebas dan merupakan mutan poliploidi yang steril dari Crocus cartwrightianus asal Mediterania timur yang berbunga di musim gugur.[7]Penelitian botani mengungkap C. cartwrightianus berasal dari pulau Kreta, dan bukan dari Asia Tengah seperti yang dulu diperkirakan orang.[6] Kuma-kuma penghasil safron merupakan hasil seleksi buatan oleh pembudidaya yang menginginkan tangkai putik (stigma) yang panjang. Bunga kuma-kuma yang berwarna ungu tidak menghasilkan biji karena steril, dan reproduksi tanaman bergantung pada bantuan manusia. Setelah tanaman selesai berbunga, subang harus digali dan dipisah-pisahkan untuk musim tanam berikutnya. Subang juga hanya bertahan semusim dan membelah diri menjadi hingga 10 anak subang untuk kemudian tumbuh menjadi tanaman baru.[7] Subang berbentuk globular (seperti bawang), berdiameter 4,5 cm, dan diselubungi serat yang saling bersilangan di bagian luar.
Setelah mengalami periode estivasi di musim panas, dari subang muncul sekitar 5–11 helai daun hijau ramping yang tumbuh ke atas. Panjang helai daun bisa mencapai 40 cm. Di musim gugur keluar kuncup bunga berwarna ungu. Kuma-kuma baru berbunga di bulan Oktober setelah sebagian besar tumbuhan berbunga sudah menghasilkan biji. Bunga berwarna cemerlang, mulai dari warna ungu terang hingga ungu bernuasa merah jambu.[8] Sewaktu berbunga, tinggi tanaman rata-rata adalah 30 cm.[9] Dari dalam bunga keluar tiga tangkai putik yang di ujungnya terdapat kepala putik berwarna merah tua berukuran panjang 25–30 mm..[7]



Halo Mba Titi. Saya mau tanya toko jamu Babah Kuya itu letaknya dimana yah?
ReplyDeletehai.. lokasinya ada di belakang Pasar Baru Bandung :)
ReplyDelete